Perkuliahan Dasar Pemrograman komputer tanggal 28 Nop - 3 Desember akan diberikan kuis untuk melengkapi komponen penilaian. mohon dipersiapkan
Bagi kita, Kerja keras dan belajar adalah kewajiban, amanah dari keluarga, dan jalan untuk mencapai masa depan yang lebih baik
My Blog List
Wednesday, 23 November 2011
Monday, 21 November 2011
Memahami dan Mengartikan program
Artikan setiap kata dan baris pada program di bawah ini sehingga membentuk suatu kalimat yang bisa dipahami
Program 1
Program rata_rata_bilangan_bulat;
uses wincrt;
var
Ndata : integer;
procedure HitungRataRata(N : integer);
var
x,K, jumlah:integer;
rata:real;
begin
jumlah:=0;
for k:=1 to N do
begin
write('Nilai x:?');
readln(x);
jumlah:=jumlah+x;
end;
rata:=jumlah/n;
writeln('nilai rata-rata=',rata:0:2);
end;
begin
write('masukkan banyak data?'); readln(Ndata);
write('menghitung rata-rata N buah bilangan bulat');
HitungRataRata(Ndata);
end.
Program ke2
program faktorial;
uses wincrt;
var
i,n:integer;
h:real;
begin
clrscr;
writeln('Faktorial!');
writeln('!!!!!!!!!!');
writeln;
writeln('Nilai Faktorial (Maks. 33) : ');readln(n);
h:=1;
for i := 1 to n-1 do
begin
h:= h * (1+i);
end;
clrscr;
writeln('Faktorial');
writeln('=========');
writeln('Hasil ',n,'! = ',h:0:0);
end.
Program 1
Program rata_rata_bilangan_bulat;
uses wincrt;
var
Ndata : integer;
procedure HitungRataRata(N : integer);
var
x,K, jumlah:integer;
rata:real;
begin
jumlah:=0;
for k:=1 to N do
begin
write('Nilai x:?');
readln(x);
jumlah:=jumlah+x;
end;
rata:=jumlah/n;
writeln('nilai rata-rata=',rata:0:2);
end;
begin
write('masukkan banyak data?'); readln(Ndata);
write('menghitung rata-rata N buah bilangan bulat');
HitungRataRata(Ndata);
end.
Program ke2
program faktorial;
uses wincrt;
var
i,n:integer;
h:real;
begin
clrscr;
writeln('Faktorial!');
writeln('!!!!!!!!!!');
writeln;
writeln('Nilai Faktorial (Maks. 33) : ');readln(n);
h:=1;
for i := 1 to n-1 do
begin
h:= h * (1+i);
end;
clrscr;
writeln('Faktorial');
writeln('=========');
writeln('Hasil ',n,'! = ',h:0:0);
end.
Friday, 4 November 2011
e-learning
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
- Jaya Kumar C. Koran (2002)e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
- Dong (dalam Kamarga, 2002)
e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
- Rosenberg (2001)
menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan - Darin E. Hartley [Hartley, 2001]eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.
- LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]
eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Turbo Pascal (dalam dasar pemrograman komputer)
Jika anda amati 2 script program di bawah ini mirip. script ke-2 hanyalah hasil modifikasi program pertama yang hanya diganti rumus, dan variabelnya sera kata-kata yang tampil setelah program dijalankan.
Struktur program selalu sama
Program 1
uses wincrt;
var
A : integer;
B : integer;
C : integer;
Begin
write ('Bilangan Pertama:');readln(A);
write ('Bilangan Kedua:');readln(B);
C := A + B ;
writeln('Hasil Penjumlahannya adalah = ', C);
end.
Program ke-2
Program luaspermukubus ;
uses wincrt;
var
r : integer;
L : integer;
Begin
write ('Rusuk:');readln(r);
L := r*r*6 ;
writeln('Luas Permukaan Kubus adalah = ', L);
end.
Struktur program selalu sama
Program 1
uses wincrt;
var
A : integer;
B : integer;
C : integer;
Begin
write ('Bilangan Pertama:');readln(A);
write ('Bilangan Kedua:');readln(B);
C := A + B ;
writeln('Hasil Penjumlahannya adalah = ', C);
end.
Program ke-2
Program luaspermukubus ;
uses wincrt;
var
r : integer;
L : integer;
Begin
write ('Rusuk:');readln(r);
L := r*r*6 ;
writeln('Luas Permukaan Kubus adalah = ', L);
end.
beberapa indikator indikator perkuliahan DPK
1. menerangkan tentang variable dalam pascal
2. membuat script operasi bilangan
3. script program untuk menghitung luas keliling bangun datar dan menghitung luas volume bangun ruang
4. loopong pada program Turbo Pascal
2. membuat script operasi bilangan
3. script program untuk menghitung luas keliling bangun datar dan menghitung luas volume bangun ruang
4. loopong pada program Turbo Pascal
Karakteristik e-learning
Munir (2009:170), Suyanto (2005:2) mengungkapkan beberapa karakteristik e-learning, yakni: “ Memanfaatkan teknologi, menggunakan media komputer, pendekatan mandiri, tersimpan di media komputer, otomatisasi proses pembelajaran”. Masing-masing karakteristik diuraikan sebagai berikut:
- Memanfaatkan jasa teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi yang digunakan dapat berupa internet sehingga penyampaian pesan dan komunikasi antara pebelajar dengan pebelajar, pebelajar dengan pembelajar, dan pembelajar dengan pembelajar dapat dilakukan secara mudah dan cepat.
- Memanfaatkan media komputer seperti jaringan komputer (computer networks atau digital media).
- Menggunakan pendekatan pembelajaran mandiri. Dengan menggunakan e-learning, pebelajar dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran tidak dilakukan secara langsung. Dabbagh (2007) menjelaskan online learner harus memiliki kemampuan learn how to learn, memiliki disiplin, mampu memonitor perkembangannya sendiri, mampu memotivasi diri, dan mampu memanajemen diri. Intinya, dengan menggunakan e-learning pebelajar dituntut untuk dapat mengorganisir dirinya sendiri dalam belajar. Oleh karena itu pembelajar harus dapat mendesain e-learning yang dapat memotivasi pebelajar. Menurut Allen (2007) memotivasi pebelajar dalam e-learning dapat dilakukan melalui konteks, tantangan, aktivitas yang bervariasi, dan umpan balik yang membangun.
- Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer.
- Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui hasil kemajuan belajar, administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi.
Pengertian website
Pengertian website atau situs.
Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).
Unsur-unsur website atau situs.
Untuk menyediakan keberadaan sebuah website, maka harus tersedia unsur-unsur penunjangnya, adalah sebagai berikut:
1. Nama domain (Domain name/URL – Uniform Resource Locator)
Pengertian Nama domain atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah website, atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk menemukan sebuah website pada dunia internet. Contoh : http://www.baliorange.net, http://www.detik.com
Nama domain diperjualbelikan secara bebas di internet dengan status sewa tahunan. Nama domain sendiri mempunyai identifikasi ekstensi/akhiran sesuai dengan kepentingan dan lokasi keberadaan website tersebut. Contoh nama domain ber-ekstensi internasional adalah com, net, org, info, biz, name, ws. Contoh nama domain ber-ekstensi lokasi Negara Indonesia adalah co.id (untuk nama domain website perusahaan), ac.id (nama domain website pendidikan), go.id (nama domain website instansi pemerintah), or.id (nama domain website organisasi).
2. Rumah tempat website (Web hosting)
Pengertian Web Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan ditampilkan di website. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari besarnya web hosting yang disewa/dipunyai, semakin besar web hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan dalam website.
Web Hosting juga diperoleh dengan menyewa. Besarnya hosting ditentukan ruangan harddisk dengan ukuran MB(Mega Byte) atau GB(Giga Byte). Lama penyewaan web hosting rata-rata dihitung per tahun. Penyewaan hosting dilakukan dari perusahaan-perusahaan penyewa web hosting yang banyak dijumpai baik di Indonesia maupun Luar Negri.
3. Bahasa Program (Scripts Program)
Adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam website yang pada saat diakses. Jenis bahasa program sangat menentukan statis, dinamis atau interaktifnya sebuah website. Semakin banyak ragam bahasa program yang digunakan maka akan terlihat website semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus.
Beragam bahasa program saat ini telah hadir untuk mendukung kualitas website. Jenis jenis bahasa program yang banyak dipakai para desainer website antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java Scripts, Java applets dsb. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah HTML sedangkan PHP, ASP, JSP dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak sebagai pengatur dinamis, dan interaktifnya situs.
Bahasa program ASP, PHP, JSP atau lainnya bisa dibuat sendiri. Bahasa program ini biasanya digunakan untuk membangun portal berita, artikel, forum diskusi, buku tamu, anggota organisasi, email, mailing list dan lain sebagainya yang memerlukan update setiap saat.
4. Desain website
Setelah melakukan penyewaan domain name dan web hosting serta penguasaan bahasa program (scripts program), unsur website yang penting dan utama adalah desain. Desain website menentukan kualitas dan keindahan sebuah website. Desain sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus tidaknya sebuah website.
Untuk membuat website biasanya dapat dilakukan sendiri atau menyewa jasa website designer. Saat ini sangat banyak jasa web designer, terutama di kota-kota besar. Perlu diketahui bahwa kualitas situs sangat ditentukan oleh kualitas designer. Semakin banyak penguasaan web designer tentang beragam program/software pendukung pembuatan situs maka akan dihasilkan situs yang semakin berkualitas, demikian pula sebaliknya. Jasa web designer ini yang umumnya memerlukan biaya yang tertinggi dari seluruh biaya pembangunan situs dan semuanya itu tergantung kualitas designer.
Manfaat TIK untuk pembelajaran
Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada awalnya komputer dimanfaatkan di sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan bidang
administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran. Kutipan dari Kurikulum untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
· Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya · Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.
Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengan
cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa
dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
· Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
· Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah seharihari.
Dengan melihat isi dari kurikulum tersebut, kita harus mengintegrasikan TIK dalam proses belajar mengajar di madrasah bukan hanya untuk mata pelajaran teknologi dan informasi saja. Melihat kondisi TIK pada saat ini dan perkembangannya di masa datang, kita harus mempersiapkan diri dan melakukan perencanaan yang matang dalam mengimplementasikan TIK di madrasah. Jika kita tidak memulainya sekarang maka madrasah sebagai salah satu institusi pendidikan selain sekolah yang berada dibawah Depdiknas akan tertinggal oleh sekolah lain. Jika ini terjadi, usaha kita akan semakin berat untuk mensejajarkan madrasah dengan sekolah lain. Di satu sisi, kita sedang berusaha mengejar ketertinggalan dalam mata pelajaran khususnya MIPA dan BahasaInggris, di sisi lain TIK akan membuat kita tertinggal semakin jauh. Mengamati Program Pengembagan TIK yang dilakukan Depdiknas Untuk mengejar ketertinggalan pemanfaatan TIK di sekolah dari negara lain, saat iniDepdiknas mempunyai program pengembangan TIK secara besarbesaran.
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/18/pemanfaatan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-sebagai-media-pembelajaran/
administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran. Kutipan dari Kurikulum untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
· Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya · Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.
Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengan
cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa
dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
· Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
· Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah seharihari.
Dengan melihat isi dari kurikulum tersebut, kita harus mengintegrasikan TIK dalam proses belajar mengajar di madrasah bukan hanya untuk mata pelajaran teknologi dan informasi saja. Melihat kondisi TIK pada saat ini dan perkembangannya di masa datang, kita harus mempersiapkan diri dan melakukan perencanaan yang matang dalam mengimplementasikan TIK di madrasah. Jika kita tidak memulainya sekarang maka madrasah sebagai salah satu institusi pendidikan selain sekolah yang berada dibawah Depdiknas akan tertinggal oleh sekolah lain. Jika ini terjadi, usaha kita akan semakin berat untuk mensejajarkan madrasah dengan sekolah lain. Di satu sisi, kita sedang berusaha mengejar ketertinggalan dalam mata pelajaran khususnya MIPA dan BahasaInggris, di sisi lain TIK akan membuat kita tertinggal semakin jauh. Mengamati Program Pengembagan TIK yang dilakukan Depdiknas Untuk mengejar ketertinggalan pemanfaatan TIK di sekolah dari negara lain, saat iniDepdiknas mempunyai program pengembangan TIK secara besarbesaran.
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/18/pemanfaatan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-sebagai-media-pembelajaran/
Point Pembelajaran diambil dari deskripsi matakuliah Pembelajaran matematika berbasis TIK
point diambil dari deskripsi matakuliah Pembelajaran Matematika Berbasisi TIK:
1. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
2. Esensi TIK, Potensi pemanfaatan TIK,
3. Internet dan Web,
4. IT Literacy, kuliah berbasis TIK,
5. Pengertian e-learning,
6. karakteristik dan manfaat e-learning,
7. pemilihan bahan e-learning dan strategi pelaksanaan e-learning.
8. Membuat personal web
9. setting personal web dan membuat page dan link antar page
10.membuat content web
11.upload file.
membuat link SE dan URL
Proyek membuat media pembelajaran terpadu berbasis TIK
1. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
2. Esensi TIK, Potensi pemanfaatan TIK,
3. Internet dan Web,
4. IT Literacy, kuliah berbasis TIK,
5. Pengertian e-learning,
6. karakteristik dan manfaat e-learning,
7. pemilihan bahan e-learning dan strategi pelaksanaan e-learning.
8. Membuat personal web
9. setting personal web dan membuat page dan link antar page
10.membuat content web
11.upload file.
membuat link SE dan URL
Proyek membuat media pembelajaran terpadu berbasis TIK
Wednesday, 2 November 2011
Plato
Ciri-ciri Karya-karya Plato
- Bersifat Sokratik
Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya.[1]
- Berbentuk dialog
Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog.[1] Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu.[1] Oleh karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog.[1]
- Adanya mite-mite
Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang sistematis karena dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan berbentuk dialog.[3]
[sunting] Pandangan Plato tentang Ide-ide, Dunia Ide dan Dunia Indrawi
[sunting] Idea-idea
Sumbangsih Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai idea.[4] Pandangan Plato terhadap idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi.[4] Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern.[4] Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja.[rujukan?] Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia.[4] Idea tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea.[4] Idea adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah.[1] Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita.[1]. Idea-idea ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya.[1] Misalnya, idea tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari idea dua, idea dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan idea genap.[1] Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara hubungan idea-idea tersebut.[1] Puncak inilah yang disebut idea yang “indah”.[1] Idea ini melampaui segala idea yang ada.[1]
[sunting] Dunia Indrawi
Dunia indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita.[1] Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal.[4] Selalu terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini.[4] Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.[4]
[sunting] Dunia Idea
Dunia idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita.[1] Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah.[1] Hanya ada satu idea “yang bagus”, “yang indah”.[2] Di dunia idea semuanya sangat sempurna.[2] Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual.[2] Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".[2]
Immanuel Kant dan Pengaruhnya pada Modernisme
Latar Belakang:
- Immanuel Kant (1724-1804) hidup secara mekanis dan abstrak. Alur kehidupannya sangat teratur dan monoton. Hal ini merupakan bagian dari jejak hidup para humanis (literati)
- Akan tetapi, ia dikenal sebagai seorang filsuf yang sangat hangat dan punya banyak teman
- Ia seorang profesor di Koningsberg
- Ia sangat berambisi sekali untuk menciptakan sebuah perubahan dalam bidang Filsafat yang disebutnya sebagai “revolusi copernican”
- Usaha perubahannya ini cukup berhasil karena ia mengubah titik pusat pandangan yang objektivistik ke subjektivistik
- Posisinya berada pada masa pertentangan antara rasionalisme dan empirisme
- Untuk menjembataninya, prinsip Kant adalah “pengetahuan tidak dapat lepas dari pengalaman, tetapi pengetahuan tidak sekedar merupakan suksesi atas pengalaman.” Istilah teknis yang ia pakai dalam hal ini adalah “Voverständnis” atau “forunderstanding” atau “pemahaman awal”
- Pada titik ini, dia mengakui bahwa ada unsur apriori dan aposteriori dalam pengetahuan. Baginya, Matematika harus berangkat dari apriori. Sedangkan Filsafat harus berangkat dari aposteriori (pengalaman).
- Ia juga sangat dipengaruhi oleh J.J. Rousseau dalam mementingkan martabat manusia dan pengutamaan moralitas di atas segala dogma-dogma. Karena baginya, tindakan atau aksi nyata dalam hidup ini yakni menghargai dan memperjuangkan martabat manusia lebih penting dari teori atau ajaran abstrak lainnya (ajaran agama, misalnya).
- Ia berbicara dalam epistemologi, di mana ia membagi kedua hal berikut ini: antara rasio murni (teoretis) dan rasio praktis. Karena itulah, maka orang sering terkeceoh dengan menggolongkannya ke dalam golongan filsuf idealis.
Gagasan-gagasan atau Pokok-pokok Pemikirannya
A. Kritik atas Rasio Murni (kritik de reinen vernumft)
1. Proses Pengetahuan. Menurutnya, proses pengetahuan melalui tiga tahap yakni:
· Pengetahuan inderawi: segala data pada awalnya masuk melalui indera kita (aposteriori/pengalaman iderawi).
· Verstand merupakan bagaian akal sederhana (apriori) yang lebih dominan.
· Vernumft merupakan bagian akal yang lebih canggih (apriori) yang lebih dominan
2. Starting Point Filsafat Kant:
· Apa yang bisa saya ketahui?
· Apa yang bisa saya lakukan?
· Apa yang bisa saya harapkan?
3. Pengetahuan ada tiga macam:
· Pengetahuan analitis apriori (statement yang berupa definisi tentang subjek): pengetahuan yang hanya menganalisis tentang subjek.
· Pengetahuan sintetis aposteriori: ada unsur baru yang ditempelkan pada subjek berdasarkan pengalaman dengan subjek.
· Pengetahuan sintetis apriori: pengetahuan yang lekat dengan Matematika, sehingga ada unsur-unsur baru tetapi hanya merupakan hasil kalkulasi angka-angka matematis. Karena itu, Metafisika bisa digolongkan sebagai pengetahuan jenis ketiga ini.
Sedangkan “inti” (essensi atau substansi) dari kenyataan atau “das ding an sich/ the thing in itself” sebenarnya tidak bisa kita ketahui, karena yang bisa kita ketahui dan kita tangkap dalam hidup ini hanyalah fenomena-fenomena (bukan noumena-nya).
4. Penjelasan lebih lanjut dari 3 jenis pengetahuan ini:
· Awalnya ada objek (fenomena) yang ditangkap oleh indera, yang mempunyai apriorinya sendiri yakni berupa konsep mengenai ruang dan waktu.
· Kemudian data ini masuk ke verstand, yang juga mempunyai apriori yang terdiri dari kategori-kategori berupa: kualitas, kuantitas, relasi, dan modalitas. Kualitas (realitas, negasi, dan limitasi); kuantitas (satuan, kebanyakan, keseluruhan); dan modalitas (mungkin atau tidak mungkin, ada waktu atau tidak ada waktu, mutlak ataukah kebetulan, etc). Hasil dari verstand adalah proposisi (kalimat-kalimat), yang akan diolah oleh vernumft.
· Kalimat-kalimat ini, diolah oleh vernumft, yang juga memiliki unsur apriori yang bernama “ide regulatif” atau “postulat” berupa: konsep bahwa ada Tuhan, bahwa ada jiwa, bahwa ada dunia. (Ketiga ide ini yakni: Tuhan, jiwa dan dunia adalah wilayah iman dan tidak perlu diperkarakan lagi). Hasil dari vernumft adalah “insight” atau wawasan, makna atau sebuah kesadaran baru tentang sesuatu hal.
· Konsekuensinya adalah. Pertama, pengetahuan yang membahas tentang Tuhan, jiwa dan dunia (Theodicea, Psikologi, Metafisika) tidak bisa disebut sebagai ilmu yang ketat (scince). Karena ketiganya mengurusi ide-ide yang tidak perlu dipersoalkan lagi (postulat). Dengan kata lain, semua pengetahuan itu tidak akan ilmiah (dimana kebenarannya dijamin oleh demonstrasi). Bagaimanakah kita bisa membuktikan melalui sebuah demostrasi ilmiah tentang adanya Tuhan dan jiwa manusia?? Akan tetapi semuanya itu tetaplah ada gunanya atau perlu untuk orientasi hidup. Kedua, berkaitan dengan “revolusi copernikan” yang dicanangkannya: 1) gagasannya mengenai fenomena, yang mementingkan kesadaran subjek, kelak akan melahirkan idealisme yang memuncak pada Hegel; 2) gagasannya mengenai apriori, telah melahirkan sentralitas subjek sebagai penentu kebenaran sebuah pengetahuan.
B. Kritik atas Rasio Praktis (kritik der reinen vernumft): Apa yang harus saya lakukan atau kritik?
1. Dalam kenyataan hidup kita sehari-hari, perilaku kita diatur oleh banyak kaidah:
· Maksim-maksim (kaidah-kaidah pribadi): mulai dari aturan yang permanen dan bersifat pribadi (mis: jadwal hidup harian pribadi) sampai dengan aturan yang bisa berubah-ubah. Kaidah-kaidah ini selalu berbeda-beda untuk setiap orang.
· Undang-undang (kaidah umum): aturan yang resmi/formal dan bersifat eksternal (datang dari luar diri kita).
· Imperatif hipotetis (seandainya…, harus….), misalnya: jika kamu masuk SMM, kamu harus rajin berdoa Rosario setiap hari sepanjang hidupmu; jika kamu mau jadi mahasiswa, kamu harus belajar dengan tekun, etc.
· Imperatif kategoris (aturan mutlak atau sulit sekali ditolak): aturan ini mencakup totalitas hidup yang mendasar. Contoh: Jangan membunuh! Jangan aborsi! Jangan mencuri!
2. Prinsip terbaik yang bisa kita pegang adalah padukanlah kaidah-kaidah pribadi dan kaidah umum. “buatlah maksim-maksim kita sebisa mungkin berpotensi untuk dijadikan Undang-undang umum, agar konflik kepentingan tidak akan terjadi lagi!”
3. suatu aturan secara moral “aman,” jika manusia tidak dianggap sebagai sarana melainkan tujuan. Artinya, jangan sampai aturan mengorbankan dimensi kemanusiaan. Aturan dibuat untuk manusia, bukan manusia dibuat untuk aturan, kata Yesus.
4. Tujuan moral adalah “kebahagiaan” (eudaimonisme). Karena itu, kehidupan moral bisa dimengerti dan ada artinya (make-sense), jika kita memegang tiga hal berikut ini sebagai postulatnya:
· Ada kebebasan: dalam tataran hidup sehari-hari kita mempunyai kebebasan untuk memilih ataupun tidak memilih. Kendatipun dalam tataran metafisik, pilihan kita seringkali sudah dikondisikan oleh faktor-faktor eksternal.
· Ada jiwa: unsur psikis sejauh wilayah psikologis. Sedangkan roh (bagi Kant) selalu berkaitan dengan wilayah spiritual. Jiwa tidak bisa dibuktikan eksistensinya (keberadaannya). Jika kita tidak mengakui aspek rohaniah di dalam diri kita, maka moralitas akan ambruk.
· Ada Allah: kalau tujuan moral adalah kebahagiaan, ternyata banyak orang baik yang mati konyol dan tidak bahagia di dunia ini, apakah artinya semuanya itu?? Karena itu, menurut Kant, harus ada Tuhan yang bisa mengganjar kehidupan moral orang-orang baik di dunia ini maupun di akhirat nanti.
5. Menurut Kant, ketiga hal di atas tidak usah dipertanyakan lagi dalam rangka koherensi rasionalitas.
6. Dampaknya adalah rasionalisme dalam kehidupan modern:
· Rasional pada tingkat teoretis harus mempunyai dasar yang jelas (fundationalistik).
· Rasional pada tingkat praktis harus bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan nalar. Hal ini mengandaikan adanya otonomi (tergantung pada diri sendiri) dan bukan heteronomi (tergantung pada otoritas eksternal atau faktor-faktor di luar diri kita).
7. Agama yang berdasarkan pengetahuan rasional sebetulnya tidak mungkin. Agama bernilai karena memberi dasar (orientasi) moral. Jadi lebih berkaitan dengan perkara praktis.
Dampak-dampak Pemikirannya
1) Pemikiran Kant merupakan sintesis yang menarik antara dua tendensi (kecenderungan) modern yakni: Rasionalisme (di satu sisi) yang ditarik ke tingkat ekstrim dalam idealisme Hegel dan Empirisme (di sisi lain) yang ditarik ke tingkat ekstrim dalam positivisme August Comte. Bagaimana persisnya pemikiran Kant bermain di antara kedua titik ekstrim ini???
· Pada Empirisme: Kant menyokong kemodernan yang ditandai oleh positivisme modern dan diakui oleh kaum ilmuwan yang kelak agak anti-metafisik.
· Pada Idealisme: Kant mendukung faktor “subjek” dalam sintesis tersebut yang melahirkan Idealisme Hegel. Hal ini juga turut membidani (melahirkan) “postmodernisme.”
2) Sejak Kant, konsep “objektivitas” tidak lagi realis-empiris, melainkan objektivitas yang dibentuk atau dipengaruhi oleh pengalaman subjektif. Akibatnya, idealis sebuah realitas murni, kemurniannya dikurangi yang berpuncak pada “konstruktivisme postmodernisme:” segala klaim tentang realitas adalah hasil kostruksi pemikiran manusia sendiri. Misalnya: dalam hermeunetika, strukturalisme, sosiologi. Di sini, apriori-apriori Kant mempengaruhi realitas menjadi tidak pernah murni lagi. Hal ini sebenarnya mengarahkan kita pada “Nominalisme.”
3) Kant juga mengawali tendensi “post-metafisika,” meskipun tanpa dikehendakinya sendiri. Artinya, dia sebenarnya tidak bermaksud mendudukan metafisika secara proporsional dalam hal metafisik tidak ilmiah, tetapi tetap penting di wilayah rasio praktis. Ia juga mengawali tendensi “Epistemologi Filsafat” artinya: Filsafat tidak lagi berbicara tentang manusia dan dunia, melainkan tentang pengetahuan itu sendiri misalnya: syarat-syarat keabadian, sumber pengetahuan, batas pengetahuan, etc. Hal ini dibahas dalam Filsafat Kontemporer seperti: Fenomenologi, linguistik analilitis, positivisme logis dan liguistik, dan strukturalisme. Filsafat Kontemporer yang post-metafisik adalah eksistensialisme yang diterapkan dalam dunia manusia tanpa unsur metafisik, strukturalisme, marxisme, dan pragmatisme.
4) Sejak Kant, terjadilah penentuan secara tegas apa yang rasional ilmiah dan apa yang tidak rasional ilmiah. Yang rasional, masuk dalam wilayah “fenomena.’ Sedangkan yang “noumena’ tidak termasuk dan berarti tidak ilmiah. Sejak abad ke-20, hal ini ditentang oleh Post-modernisme yang mengaburkan sama sekali soal konsep “rasionalitas.” Dalam arti semunya adalah soal kesepakatan saja dan persoalan bahasa (a matter of convention and language).
5) Dalam bidang keagamaan atau Teologi, Kant menolak bukti-bukti “onto-teologis” adanya Tuhan. Artinya, menurutnya, Tuhan itu, statusnya bukan “objek” inderawi, melainkan apriori yang terletak pada lapisan ketiga (budi tertinggi) dan berupa “postulat.” Dari sebab itu, Tuhan hanya boleh diimani saja tanpa banyak “bacot” atau “cing-cong.” Atau Tuhan diibaratkan dengan mata kita sendiri yang bisa digunakan untuk mengamati segala yang ada, tetapi tidak bisa dicopot untuk dijadikan sebagai objek pengamatan. Pendeknya, bagi Kant, Tuhan bukanlah soal teoretis, melainkan soal praksis, soal moral, soal totalitas pengalaman, dan arti atau makna hidup terdalam (ini dampak positifnya). Dampak negatifnya adalah bahwa sebagai “postulat’ (penjamin) moralitas, Tuhan adalah konsekuensi moralitas, maka moralitas merupakan dasar keberadaan Tuhan. Karena itu, muncul tendensi pada Kant untuk meletakkan agama hanya pada tataran moralitas semata atau perkara horizontal saja (hubungan antar manusia saja atau soal perilaku di dunia ini saja). Konsekuensinya, agamanya Kant, tidak memerlukan Credo.
6) Konsep Kant bahwa yang bisa diketahui hanya fenomena, pada akhirnya nanti menjadi lebih radikal dalam post-modernisme yang nihilistik.
Filsafat Ilmu
Demikianlah kini terasa adanya kekaburan mengenai batas‑batas antara (cabang) ilmu yang satu dengan yang lain, sehingga interdependensi dan interrelasi ilmu menjadi terasa pula. Oleh karena itu dibutuhkan suatu "overview" untuk meletakkan jaringan interaksi untuk saling menyapa menuju hakikat ilmu yang integral dan integratif. Kehadiran etik dan moral menjadi semakin dirasakan, sikap pandang bahwa ilmu adalah bebas nilal semakin ditinggalkan. Tanggung jawab dan integritas seorang ilmuwan kini sedang diuji.
Karena Immanuel Kant dan semenjak Immanuel Kant (1724‑1804) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin Ilmu yang mampu menunjukkan batas‑batas dan ruang Lingkup pengetahuan manusia secara tepat, maka semenjak itu pula refleksi filsafat mengenai pengetahuan manusia menjadi menarik perhatlan. Lahirlah di abad ke‑18 cabang filsafat yang disebut sebagai Filsafat Pengetahuan (Theori of Knowledge, Erlzenntstlehre, Rennesleer atau Epistemologi) di mana logika, filsafat bahasa, matematika, metodologi, merupakan komponen‑komponen pendukungnya. Melalui cabang filsafat ini diterangkan sumber dan sarana serta tata‑cara untuk menggunakan sarana itu guna menpapal pengetahuan ilmiah. Diselidiki pula arti evidensi, syarat‑syarat yang harus dipenuhi bagi apa yang disebut kebenaran ilmiah, batas validitasnya.
Dengan mendasarkan diri atas sumber‑sumber atau sarana tertentu seperti panca‑indera, akal (Verstand), akal‑budi (Vemunft) dan intuisi, berkembanglah berbagai macam school of thought. yaltu empirisme (John Locke), rasionalisme (Descartes), kritisisme (Immanuel Kant), positifisme (Auguste Compte), fenomenologi (Husserl), konstruktivisme (Feyerabend), dan lain‑lainnya yang muncul sebagai upaya pembaharuan.
Di dalam sejarah kita mengenal tiga macam epistemologi, yaitu
Pertama dengan secara sadar dan berkelanjutan orang menempuh cara untuk menguasai serta merobah objek, melalui upaya‑upaya konkret dan secara langsung menuju ke arah kemajuan (progress, improvement) atau pun pembaharuan. Orang orang Yunani Kuno telah merintis tradisi semacam ini, yang kemudian diwarisi serta dikembangkan oleh masyarakat Barat sebagaimana terjadi seperti sekarang ini.
Kedua, dengan cara mengasingkan diri secara fisik maupun rohani, sebagaimana nenek moyang kita dahulu secara praksis melakukannya, dengan bertapa di suatu tempat tertentu hingga saat merasa telah memperoleh wangsit yang dianggapnya sebagai petunjuk jalan untuk mencapal tujuan yang diinginkan. Ketiga, dengan membungkus objek yang drjadikan sasaran, yaitu dengan memperindahnya ke dalam suatu yang ideal. Wujud dari padanya adalah nilai‑nilal seni, sastra, mitologik yang bermuatan etik, moral ataupun agama. Dunia Timur dan juga nenek moyang kita sangat mendambakan cara ini, sehingga dunia Timur diakui sebagai masyarakat yang kaya dalam penguasaan perbendaharaan filsafat‑hidup yang dalam. Bahkan Dr. Stutterheim menilai dunia pewayangan kita sebagai gudang (arsenal) nilai‑nilal budaya dan kesopan‑santunan yang tiada tandingannya.
Karena pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan a higher level of knowledge maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerusan Filsafat Pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek sasarannya : Ilmu (pengetahuan).
Filsafat ilmu yang kini semakin disadari oleh masyarakat kita akan penting‑mutlaknya untuk diajarkan tidak saja di tingkat S-1 melainkan juga program Pasca Sarjana, adalah suatu cabang filsafat yang sudah lama dikembangkan di dunia Barat semenjak abad ke‑ 18, dengan sebutan Philosophy of Science, Wissenschatlehre, atau Wetenschapsleer. Obyek kedua cabang filsafat ini, di sana‑sini sering bertumpang tindih, namun perlu dibedakan aspek formalnya, dan jangan dikaburkan sebagaimana sementara penulis sering menunjukkan hal tersebut.
Karena Immanuel Kant dan semenjak Immanuel Kant (1724‑1804) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin Ilmu yang mampu menunjukkan batas‑batas dan ruang Lingkup pengetahuan manusia secara tepat, maka semenjak itu pula refleksi filsafat mengenai pengetahuan manusia menjadi menarik perhatlan. Lahirlah di abad ke‑18 cabang filsafat yang disebut sebagai Filsafat Pengetahuan (Theori of Knowledge, Erlzenntstlehre, Rennesleer atau Epistemologi) di mana logika, filsafat bahasa, matematika, metodologi, merupakan komponen‑komponen pendukungnya. Melalui cabang filsafat ini diterangkan sumber dan sarana serta tata‑cara untuk menggunakan sarana itu guna menpapal pengetahuan ilmiah. Diselidiki pula arti evidensi, syarat‑syarat yang harus dipenuhi bagi apa yang disebut kebenaran ilmiah, batas validitasnya.
Dengan mendasarkan diri atas sumber‑sumber atau sarana tertentu seperti panca‑indera, akal (Verstand), akal‑budi (Vemunft) dan intuisi, berkembanglah berbagai macam school of thought. yaltu empirisme (John Locke), rasionalisme (Descartes), kritisisme (Immanuel Kant), positifisme (Auguste Compte), fenomenologi (Husserl), konstruktivisme (Feyerabend), dan lain‑lainnya yang muncul sebagai upaya pembaharuan.
Di dalam sejarah kita mengenal tiga macam epistemologi, yaitu
Pertama dengan secara sadar dan berkelanjutan orang menempuh cara untuk menguasai serta merobah objek, melalui upaya‑upaya konkret dan secara langsung menuju ke arah kemajuan (progress, improvement) atau pun pembaharuan. Orang orang Yunani Kuno telah merintis tradisi semacam ini, yang kemudian diwarisi serta dikembangkan oleh masyarakat Barat sebagaimana terjadi seperti sekarang ini.
Kedua, dengan cara mengasingkan diri secara fisik maupun rohani, sebagaimana nenek moyang kita dahulu secara praksis melakukannya, dengan bertapa di suatu tempat tertentu hingga saat merasa telah memperoleh wangsit yang dianggapnya sebagai petunjuk jalan untuk mencapal tujuan yang diinginkan. Ketiga, dengan membungkus objek yang drjadikan sasaran, yaitu dengan memperindahnya ke dalam suatu yang ideal. Wujud dari padanya adalah nilai‑nilal seni, sastra, mitologik yang bermuatan etik, moral ataupun agama. Dunia Timur dan juga nenek moyang kita sangat mendambakan cara ini, sehingga dunia Timur diakui sebagai masyarakat yang kaya dalam penguasaan perbendaharaan filsafat‑hidup yang dalam. Bahkan Dr. Stutterheim menilai dunia pewayangan kita sebagai gudang (arsenal) nilai‑nilal budaya dan kesopan‑santunan yang tiada tandingannya.
Karena pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan a higher level of knowledge maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerusan Filsafat Pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek sasarannya : Ilmu (pengetahuan).
Filsafat ilmu yang kini semakin disadari oleh masyarakat kita akan penting‑mutlaknya untuk diajarkan tidak saja di tingkat S-1 melainkan juga program Pasca Sarjana, adalah suatu cabang filsafat yang sudah lama dikembangkan di dunia Barat semenjak abad ke‑ 18, dengan sebutan Philosophy of Science, Wissenschatlehre, atau Wetenschapsleer. Obyek kedua cabang filsafat ini, di sana‑sini sering bertumpang tindih, namun perlu dibedakan aspek formalnya, dan jangan dikaburkan sebagaimana sementara penulis sering menunjukkan hal tersebut.
FILSAFAT MATEMATIKA
The Liang Gie memberikan pengertian filsafat matematika dengan menyatakan bahwa filsafat matematika merupakan sudut pandang yang menyusun dan mempersatukan pelbagai bagian dan kepingan matematik berdasarkan beberapa asas dasar (Gie, 1985: 32). Persoalan dalam filsafat matematika dapat diperinci menjadi tujuh persoalan, sebagai berikut (Gie, 1985: 53 - 57) :
1) Epistemologi matematik, yang menelaah matematika berdasarkan berbagai segi pengetahuan seperti kemungkinan, asal-mula, sifat alami, batas, asumsi dan landasan;
2) Ontologi matematik, yang mempersoalkan cakupan pernyataan matematik sebagai dunia yang nyata atau bukan;
3) Metodologi matematik, yang menelaah metode khusus yang dipergunakan dalam matematika;
4) Struktur logis matematik, yang membahas matematika sebagai struktur yang bercorak logis, yaitu struktur yang tunduk pada kaidah logika (laws of logic), yang mensyaratkan standard tinggi dalam ketelitian logis (logical precision), dan yang mencapai kesimpulan logis (logical conclusions) tanpa menghiraukan keadaan dunia empirik;
5) Implikasi etis matematis, yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan matematika dalam pelbagai bidang
1) Epistemologi matematik, yang menelaah matematika berdasarkan berbagai segi pengetahuan seperti kemungkinan, asal-mula, sifat alami, batas, asumsi dan landasan;
2) Ontologi matematik, yang mempersoalkan cakupan pernyataan matematik sebagai dunia yang nyata atau bukan;
3) Metodologi matematik, yang menelaah metode khusus yang dipergunakan dalam matematika;
4) Struktur logis matematik, yang membahas matematika sebagai struktur yang bercorak logis, yaitu struktur yang tunduk pada kaidah logika (laws of logic), yang mensyaratkan standard tinggi dalam ketelitian logis (logical precision), dan yang mencapai kesimpulan logis (logical conclusions) tanpa menghiraukan keadaan dunia empirik;
5) Implikasi etis matematis, yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan matematika dalam pelbagai bidang
Jurnal Filsafat, Desember 2004, Jilid 38, Nomor 3 kehidupan, yang dipandang dari sudut pandang etis;
6) Aspek estetis matematik, yang berkaitan dengan ciri seni dan keindahan matematika, yang diukur berdasarkan orisinalitas ide, kesederhanaan dalil, dan kecemerlangan pemikiran; dan
7) Peranan matematik dalam sejarah peradaban, yang meliputi analisis, deskripsi, evaluasi, dan interpretasi tentang peranan matematik dalam peradaban sejak zaman kuno hingga abad modern.
6) Aspek estetis matematik, yang berkaitan dengan ciri seni dan keindahan matematika, yang diukur berdasarkan orisinalitas ide, kesederhanaan dalil, dan kecemerlangan pemikiran; dan
7) Peranan matematik dalam sejarah peradaban, yang meliputi analisis, deskripsi, evaluasi, dan interpretasi tentang peranan matematik dalam peradaban sejak zaman kuno hingga abad modern.
Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan adalah ilmu yang menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta hakikat ilmu pendidikan, yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaan pendidikan itu sendiri .
Persoalan yang dibahas dalam filsafat, yaitu :
1. Metafisika adalah cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat yang tersimpul di belakang dunia fenomena, membahas ontologi, teologi, kosmologi, dan antropologi.
2. Epistemologi ialah cabang filsafat yang membahas atau mengkaji asal, struktur, metode, serta keabsahan pengetahuan.
3. Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari nilai, yaitu etika dan estetika.
McLeod :
“Pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.”
Tardif :
“Pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.”
Poerbakawatja dan Harahap :
“Pendidikan ialah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.”
Henderson :
“Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir.”
“Pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.”
Tardif :
“Pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.”
Poerbakawatja dan Harahap :
“Pendidikan ialah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.”
Henderson :
“Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir.”
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan.
Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.
Beberapa aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, misalnya, idealisme, realisme, pragmatisme, humanisme, behaviorisme, dan konstruktivisme.
Idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan pendidikan aliran ini membentuk karakter manusia.
Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan priabdi dan masyarakat.
Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak (child centered). Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral. Paham behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, pendidikan behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
Konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
Sumber Buku Filsafat Ilmu oleh Anna Poedjiadi
Beberapa pandangan tentang konsep pendidikan:
(1) Pendidikan sebagai manifestasi (education as manifestation).
Dengan analogi pertumbuhan bunga atau benih, dikatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses untuk menjadikan manifes (tampak aktual) apa-apa yang bersifat laten (tersembunyi) pada diri setiap anak.
(2) Pendidikan sebagai akuisisi (education as acquisition)
Dengan analogi spon, pendidikan digambarkan sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan seseorang dalam memperoleh (menyerap) informasi dari lingkungannya.
(3) Pendidikan sebagai transaksi (education as transaction)
Dengan analogi orang Eskimo di Baffin Bay yang “berinteraksi” (work together) dengan bebatuan yang ada di lingkungannya untuk membuat rumah batu (stone sculpture) yang secara organic sesuai dengan materialnya dan selaras dengan kemampuan pembuatnya. Pendidikan adalah proses memberi dan menerima (give and take) antara manusia dengan lingkungannya. Di sana seseorang mengembangkan atau menciptakan kemampuan yang diperlukan untuk memodifikasi atau meningkatkan kondisinya dan juga lingkungannya. Sebagaimana pula di sana dibentuk perilaku dan sikap-sikap yang akan membimbing pada upaya rekonstruksi manusia dan lingkungannya.
Subscribe to:
Posts (Atom)